Bahasa Arab lekat bersama dengan umat muslim. Semua ibadah yang dikerjakan tak lepas berasal dari bahasa Arab, seperti salat, berhaji, dan ibadah-ibadah lainnya.
Namun masih banyak di antara kita yang tidak tertarik mempelajari bahasa Arab. Bahkan lebih dari satu berasal dari orangtua cenderung lebih bahagia kecuali anaknya mahir didalam berbahasa Inggris. Hal ini makin memicu anak tidak cukup berminat untuk mempelajarinya.
Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang lebih dari satu aktivitas. Seseorang yang punyai minat pada suatu objek cenderung merasa tertarik dan punyai keinginan atau hasrat disertai perhatian yang sesudah itu melahirkan perasaan senang, dan terkandung perubahan tingkah laku baik bersifat pengetahuan, sikap atau keterampilan.
Maka disaat minat itu tidak ada, saat kegiatan pembelajaran saat kursus bahasa arab terbaik berlangsung, seringkali anak mengabaikannya. Menganggapnya membosankan dan tidak seru. Selain itu, tersedia terhitung yang berasumsi bahwa Bahasa Arab terlalu sukar untuk dipelajari dan tidak terlalu mutlak untuk era depan.
Lantas, bagaimana menambah minat anak untuk belajar bahasa Arab? Beberapa langkah berikut bisa dicoba:
Pertama, gunakan metode fun learning. Anak bermain sambil belajar. Menurut (Kaewdang, 2002) metode ini membiarkan siswa belajar sambil bermain dan mendorong anak-anak menjadikan kegiatan belajar yang menyenangkan.
Artinya pembelajaran bahasa Arab dikemas menjadi sebuah pembelajaran yang menyenangkan. Metode ini bisa melibatkan sarana atau alat bantu, seperti kartu bergambar, video, permainan, dan sebagainya. Metode ini terlalu mungkin siswa aktif didalam pembelajaran.
Kedua, menghubungkan Bahasa Arab bersama dengan kegiatan sehari-hari, seperti bacaan salat, wudhu, doa-doa harian, dan lainnya. Sebagai contoh, guru maupun Ayah-Bunda bisa membicarakan tuntas bacaan doa sehari-hari anak seperti doa hendak tidur atau doa bangun tidur. Anak yang sudah hafal doa berikut diajak untuk menyadari arti doa bersama dengan langkah mendeskripsikan per-kosakata. Bisa terhitung bacaan doa dan arti doa disatukan didalam sebuah lagu yang mengasyikkan.
Ketiga, tidak memaksakan kekuatan anak. Kita tidak boleh terlalu memaksa anak menguasai banyak kekuatan sekaligus didalam saat singkat. Terutama kecuali guru terlalu banyak memaparkan materi, siswa dapat mudah jemu dan makin tidak tertarik mempelajari bahasa Arab lebih dalam.
Misalnya untuk usia anak Sekolah Dasar, didalam sehari guru bisa mengimbuhkan lima kosakata seputar perlengkapan yang tersedia di sekolah. Meskipun hanya sedikit tapi lima kosakata berikut bisa segera dipraktekkan idalam komunikasi sehari-hari. Pertemuan selanjutnya kosakata bisa dilengkapi sedikit demi sedikit.
Sebenarnya banyak sekali langkah yang bisa digunakan untuk mengemas pembelajaran Bahasa Arab menjadi lebih menyenangkan. Poin paling mutlak adalah bagaimana kita, guru dan orangtua bisa menarik perhatian dan minat anak supaya lebih menyukai pelajaran Bahasa Arab.