Twitter Kena Semprit Elon Musk

Twitter Kena Semprit Elon Musk

 

Didenda Rp 2,1 Triliun, Twitter Kena Semprit Elon Musk

 

Supranatural Nusantara Twitter kembali tersandung masalah dengan regulator Amerika Serikat karena masalah privasi. Perusahaan media sosial itu dijatuhi denda sebesar USD 150 juta (Rp 2,1 triliun) karena melanggar privasi pengguna.

Berdasarkan dokumen pengadilan, Twitter mengaku telah mengumpulkan nomor telepon dan alamat email pengguna untuk menargetkan iklan kepada mereka. Tapi kepada pengguna, Twitter mengatakan informasi tersebut akan digunakan untuk mengamankan akun mereka.

 

Menurut Komisi Perdagangan Federal (FTC) dan Kementerian Kehakiman AS (DoJ), Twitter melanggar kesepakatan yang dibuat pada tahun 2011, di mana Twitter mengatakan tidak akan menggunakan informasi akun yang dikumpulkan untuk tujuan keamanan sebagai alat untuk menargetkan iklan.

 

 

“Twitter memperoleh data dari pengguna dengan dalih menggunakannya untuk tujuan keamanan tapi kemudian juga menggunakan data tersebut untuk menargetkan pengguna dengan iklan,” kata Chairman FTC Lina Khan, seperti dikutip dari Mashable, Jumat (27/5/2022).

 

Praktek ini berlangsung setidaknya dari Mei 2013 sampai September 2019 dan mempengaruhi lebih dari 140 juta pengguna Twitter. Sebelumnya, Twitter juga pernah meminta maaf secara publik atas praktek ini pada tahun 2019.

 

Meski begitu, bagi Elon Musk yang sedikit lagi akan menjadi pemilik baru Twitter, ini merupakan kabar yang mengkhawatirkan. Musk yang menawarkan akan membeli Twitter senilai USD 44 miliar turut mengomentari denda ini.

 

“Jika Twitter tidak bersikap jujur di sini, apa lagi yang tidak benar? Ini adalah kabar yang sangat mengkhawatirkan,” kata Musk dalam cuitannya.

 

Ia juga menekankan salah satu visinya setelah menjadi pemilik Twitter yaitu dengan mengenalkan sistem berbayar dengan biaya berlangganan agar tidak mengandalkan iklan sebagai sumber pendapatan utamanya.

 

Musk mengajukan tawarannya untuk membeli Twitter pada bulan April lalu. Beberapa visinya untuk memperbaiki Twitter antara lain membasmi akun palsu dan bot, mendongkrak jumlah pengguna baru, dan pendapatan perusahaan.

 

Pekan lalu Musk mengatakan proses akuisisi Twitter untuk sementara ditangguhkan karena ia tidak yakin dengan laporan Twitter bahwa jumlah akun bot di platform-nya kurang dari 5%. Tapi orang terkaya di dunia ini mengaku