Gunakan Lalat Black Soldier Fly, Alumni Unud Ini Olah Sampah Hotel di Bali

Mengurus sampah dari hotel dan restaurant di Pulau Dewata jadi konsentrasi khusus I Made Kusuma semenjak sepuluh tahun kemarin. Dia membangun Madefficient, sebuah perusahaan yang melayai pengatasan yang terpadu dengan mekanisme pertanian organik.

Gunakan Lalat Black Soldier Fly

Saat sebelum wabah COVID-19, tiap hari Madefficient sanggup memproses beberapa ratus kg sampah organik dari tersisa makanan dan restaurant dengan kontribusi maggot lalat tentara hitam ataupun lebih dikenali sebagai Black Soldier Fly (BSF).

 

Hasil penguraian sampah organik dari BSF bisa digunakan sebagai kompos. Namun kompos harus diuraikan kembali oleh cacing agar langsung diberikan ke tanaman. “Kami bekerja bersama dengan hotel dan restaurant dan toko yang mempunyai produk kedaluwarsa untuk diuraikan oleh BSF, kelak ongkos operasional dijamin faksi hotel dan restaurantnya,” katanya saat dijumpai, Jumat, (15/4/2022).

 

Gunakan Lalat Black Soldier Fly, Alumni Unud Ini Olah Sampah Hotel di Bali (1)

  • Zoom-in-white
  • Perbesar
  • Pemrosesan sampah jadi kompos – IST

Sejak ada wabah, hotel dan restaurant tidak lagi bekerja dan mengakibatkan Made susah memperoleh suplai sampah organik untuk kelangsungan hidup BSF. Pada akhirnya, Made terjun langsung ke pasar tradisionil untuk cari tersisa sayur dan buah yang mulai membusuk sebagai makanan favorite dari BSF.

 

Menurut Made, kekuatan BSF dalam mengurai sampah organik lumayan cepat dan tidak memunculkan berbau dan penyakit yang beresiko untuk sekitar lingkungan. Di atas tempat punya keluarga selebar 2 hektar, ada sekitaran 40 are digunakan sebagai tempat budidaya BSF. “Di tahun 2020 karena COVID-19 tidak ada penghasilan dari hotel dan restaurant untuk ongkos operasional, kami konsentrasi untuk membiakan BSF sebagai pakan hewan ternak yang dipasarkan Rp6.000 – Rp7.000 per Kg,” terangnya.

 

Gunakan Lalat Black Soldier Fly, Alumni Unud Ini Olah Sampah Hotel di Bali (2)

  • Zoom-in-white
  • Perbesar
  • Sampah dapat dibuat jadi makanan ikan – IST

Keinginan BSF dianggap Made ada selalu, bahkan juga kesempatan produksi BSF kering benar-benar disukai oleh pasar export. Tetapi sekarang ini Made tidak bisa penuhi volume keinginan yang tinggi karena terhalang konsumsi sampah organik dan tehnologi yang belum oke.

 

BSF diperbudidayakan di dalam ruang gelap yang mempunyai wewangian asam dari tersisa makanan. Transisi hidup BSF dari larva ke arah tahapan hibernasi jadi pupa bisa memberikan nilai ekonomi. Dan pada umur 21 hari BSF akan dipanen untuk pakan ternak atau dipakai sebagai indukan.

 

Periode hidup larva BSF lebih panjang dibanding tipe lalat yang lain, dan saat jadi lalat cuma bertahan 3-4 hari. Di mana lalat jantan akan mati sesudah kawin dan betinanya mati sesudah bertelur.

 

Sejauh ini Made sendiri tak pernah beli bibit BSF, sekitaran 8 tahun lalu dia tidak menyengaja mendapati BSF hidup pada tempat pemrosesan sampah Madefficient yang berada di Desa Gunungkangin, Baturiti, Tabanan.

 

Mulai waktu itu, dia terus belajar berkenaan transisi hidup BSF. Pengetahuan yang didapat lewat pengalaman dan membaca buku dibagi Made ke pelancong asing yang bertandang ke Madefficient, termasuk ke mahasiswa di kampus-kampus.

 

Made mengutarakan persoalan sampah tidak dapat diatasi oleh satu faksi saja. Hingga diharap lebih banyak usaha konservasi lingkungan seperti Madefficient yang terlahir di Kabupaten yang lain digerakan oleh pemuda di tempat.

 

Adapun berdasar kisah hidupnya, formasi sampah yang diangkut dari hotel dan restaurant, sekitar 70 prosentasenya sebagai sampah organik, dan cuma 10 % yang tidak bisa didaur ulangi.

 

“Jika tiap rumah tangga ingin memisah sampah, karena itu cuma sampah yang tidak dapat didaur ulangi seperti pembalut dan popok bayi yang masuk ke TPA,” terangnya (Kanalbali/LSU).

Baca Juga: universitas terbaik di singapura

heroic